Rabu, 19 Desember 2012

Sejarah Seni Tari Indonesia

Secara koreografis pengaruh Barat kurang dapat dilihat dalam tarian Indonesia. Kenyataan inisangat berbeda dengan bidang musik. Bentuk musik hasil sinkretis antara musik rakyat Indonesia dengan pengaruh Barat terdapat pada gambang keromong, tanjidor, langgam jawa,keroncong, dangdut, dan sebagainya (Suka Hardjana, 1995). Bahkan alat musik barat seperti trombon masuk pada ansambel gamelan Jawa yang biasa dipergunakan untuk mengiringi tarian. Akan tetapi pengaruh Barat yang terlihat pada tarian terletak pada penggunaan properti tari. Senjata berupa pistol dipergunakan sebagai properti tari srimpi. Floret dipergunakan pada tari putra Beksan Floret. Pengaruh Barat terlihat juga pada busana Topeng Cirebon yaitu pemakaian dasi.


Di Bali pengaruh Barat terwujud oleh gagasan teater dari Walter Spies (pelukis asal Jermanyang hidup di Bali sejak tahun 1929) untuk tujuan tontonan orang asing. Gagasan ini teraktualisasikan dalam pertunjukan Barong dan Rangda yang dipadu dengan tari keris sertaCak atau Kecak (Soedarsono, 1985). Menurut Edi Sedyawati (1981:114), salah satu gagasanteater dari Barat adalah berkembangnya tari dalam konteks non-adat berupa bentuk-bentuk penyajian teater yang memberi tekanan besar pada unsur penceriteraan dalam bentuk total art.dimana tari menjadi salah satu unsur kuatnya, contohnya: randai di Minangkabau, Wayang Wong dan Langendriya-Langen Wanara dari Jawa, Legong dan tari pendet dari Bali. Kenyataan ini mungkin untuk menjadikan teater lebih berkomunikasi dengan penontonnya melalui bahasa gerak.